Pangan Gratis
Pangan Gratis, Sawah Baru: Visi Besar Presiden Prabowo Di 2025

Pangan Gratis, Sawah Baru: Visi Besar Presiden Prabowo Di 2025

Pangan Gratis, Sawah Baru: Visi Besar Presiden Prabowo Di 2025

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Pangan Gratis
Pangan Gratis, Sawah Baru: Visi Besar Presiden Prabowo Di 2025

Pangan Gratis Dan Tercipta Lahan Sawah Baru Untuk Ketahanan Pangan Nasional Menjadi 2 Progam Unggulan Di Miliki Presiden Prabowo. Presiden terpilih Prabowo Subianto menapaki masa pemerintahannya dengan agenda besar yang menyasar langsung jantung persoalan nasional: ketahanan pangan. Melalui dua program ambisius Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pengembangan sawah baru lewat proyek food estate Prabowo menawarkan visi baru tentang Indonesia yang mandiri pangan dan mampu berdikari dalam mencukupi kebutuhan rakyatnya.

Program ini bukan sekadar kebijakan populis. Ia adalah gabungan strategi sosial dan ekonomi jangka panjang untuk menanggulangi stunting, mengurangi ketergantungan impor, serta membangun pilar kedaulatan pangan nasional.

Makan Gratis untuk Anak Bangsa

Program Makan Bergizi Gratis yang mulai di ujicobakan pada pertengahan 2025 menyasar lebih dari 82 juta penerima manfaat: anak sekolah, ibu hamil, dan menyusui. Di tengah tantangan ketimpangan gizi dan tingginya angka stunting di sejumlah wilayah, MBG di rancang sebagai bentuk investasi negara pada generasi mendatang.

Dengan pendekatan katering lokal dan pelibatan UMKM, program ini juga mendorong perputaran ekonomi di desa dan kota. Namun, per Juni 2025, realisasi anggaran program ini baru menyentuh 2,6% dari total Rp171 triliun yang di rencanakan. Keterlambatan distribusi, kesiapan infrastruktur, dan koordinasi lintas sektor masih menjadi pekerjaan rumah besar pemerintah.

Cetak Sawah, Bangun Kedaulatan

Tak hanya soal makan, Prabowo juga meluncurkan proyek pengembangan lahan pangan (food estate) yang menargetkan pencetakan jutaan hektare sawah baru di beberapa provinsi, seperti Kalimantan Tengah, Papua Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. Dengan proyek ini, pemerintah berharap mencetak produksi besar untuk padi, jagung, singkong, bahkan sukun dan sagu Pangan.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Dinilai Sangat Membantu

Program ambisius Prabowo Subianto tentang makan bergizi gratis dan pengembangan sawah baru disambut dengan beragam reaksi dari masyarakat. Sebagian besar publik menilai langkah ini sebagai angin segar dalam menjawab dua persoalan besar: krisis gizi dan ketergantungan pangan impor. Namun, tak sedikit pula yang mempertanyakan kesiapan pemerintah dan keberlanjutan program tersebut di lapangan.

Di kalangan masyarakat desa dan keluarga berpenghasilan rendah, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Dinilai Sangat Membantu. Banyak orang tua mengaku program ini bisa meringankan beban pengeluaran harian, terutama bagi keluarga dengan lebih dari satu anak sekolah. Bagi para guru dan kepala sekolah, makanan bergizi di yakini dapat meningkatkan konsentrasi dan semangat belajar anak-anak. “Kalau bisa rutin dan menunya sehat, ini sangat membantu,” ujar salah satu orang tua siswa di Nusa Tenggara Timur.

Namun di sisi lain, ada kekhawatiran soal kualitas makanan dan pelaksanaan teknis di lapangan. Sejumlah netizen mengungkapkan keresahan atas kasus-kasus awal seperti keterlambatan di stribusi dan dugaan keracunan di beberapa sekolah. “Niatnya bagus, tapi kalau tak di awasi, bisa jadi bumerang,” tulis seorang pengguna media sosial.

Sementara itu, proyek food estate yang mencetak jutaan hektare sawah baru menuai tanggapan lebih kompleks. Sebagian masyarakat di daerah sasaran merasa optimistis karena proyek ini membuka lapangan kerja dan memperbaiki infrastruktur lokal. Namun, kelompok masyarakat adat, khususnya di Papua dan Kalimantan, menyuarakan kekhawatiran. Mereka menilai pembukaan lahan besar-besaran berisiko merampas ruang hidup tradisional dan merusak lingkungan. Pakar lingkungan dan aktivis agraria pun ikut angkat suara. Mereka mendesak agar proyek ini di jalankan secara transparan, melibatkan masyarakat lokal, dan tidak sekadar mengejar angka produksi.

Salah Satu Pilar Utama Dalam Visi Besar Prabowo Subianto Adalah Membangun Kedaulatan Pangan

Salah Satu Pilar Utama Dalam Visi Besar Prabowo Subianto Adalah Membangun Kedaulatan Pangan melalui perluasan lahan pertanian nasional. Proyek ini di kenal luas dengan nama food estate, yang bertujuan untuk mencetak jutaan hektare sawah baru dan memperkuat produksi pangan nasional. Inisiatif ini bukan semata-mata proyek pertanian, tetapi langkah strategis untuk mengakhiri ketergantungan impor dan memastikan stabilitas pangan jangka panjang.

Pemerintah menargetkan pembukaan hingga 4 juta hektare lahan produktif di berbagai wilayah, seperti Kalimantan Tengah, Papua Selatan, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Komoditas yang di kembangkan tidak hanya padi, tetapi juga jagung, singkong, sukun, kedelai, sagu, dan tebu. Setiap wilayah dirancang memiliki keunggulan tertentu yang di sesuaikan dengan karakteristik tanah dan iklim lokal.

Proyek ini juga melibatkan pendekatan teknologi tinggi. Pemerintah menggandeng TNI dan Polri untuk membantu pembukaan lahan, pembangunan irigasi, penyediaan alat berat, serta pendampingan petani. Di samping itu, pembangunan bendungan, gudang pendingin, jalan tani, dan pelabuhan kecil di integrasikan untuk mendukung rantai distribusi dari hulu ke hilir. Harapannya, Indonesia bisa menghasilkan surplus pangan dan bahkan mengekspor komoditas strategis ke pasar internasional.

Namun, proyek ini tidak lepas dari kritik. Sejumlah kalangan mempertanyakan efektivitas food estate di masa lalu yang sempat gagal karena masalah tata kelola, degradasi lingkungan, dan konflik lahan. Di Papua dan Kalimantan, suara masyarakat adat menolak proyek yang di nilai mengancam ruang hidup dan ekosistem lokal. Aktivis lingkungan juga mengingatkan risiko deforestasi dan emisi karbon yang tinggi jika pembukaan lahan tidak di atur ketat. Meski begitu, pemerintah meyakini bahwa pendekatan kali ini lebih sistematis dan berbasis data.

Program Ini Bertujuan Menurunkan Angka Stunting Meningkatkan Daya Tahan Fisik Dan Kognitif Anak-Anak Sekolah

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu kebijakan unggulan Presiden Prabowo Subianto yang langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat: pangan dan gizi. Di desain sebagai investasi jangka panjang untuk generasi muda, Program Ini Bertujuan Menurunkan Angka Stunting Meningkatkan Daya Tahan Fisik Dan Kognitif Anak-Anak Sekolah, serta mendorong pemerataan ekonomi lewat pelibatan pelaku usaha lokal.

MBG menyasar lebih dari 82 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia, termasuk siswa PAUD, SD, SMP, dan ibu hamil serta menyusui. Makanan di sediakan melalui model katering lokal yang di harapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung ekonomi UMKM di daerah. Sistem ini juga di nilai lebih efisien dan mudah di awasi di bandingkan skema bantuan langsung.

Pemerintah mulai menguji coba program ini sejak pertengahan 2025, dengan pelaksanaan awal di 26 provinsi. Meski baru menjangkau sekitar 2,6% dari total target nasional, langkah ini menjadi simbol awal dari visi besar membangun sumber daya manusia yang sehat dan produktif. Menurut Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, MBG bukan hanya proyek sosial, tetapi bagian dari strategi pertumbuhan ekonomi inklusif.

Namun, tantangan nyata tak bisa di hindari. Keterlambatan distribusi, kualitas makanan, hingga pengawasan pelaksana di lapangan menjadi perhatian. Beberapa insiden keracunan makanan di sekolah-sekolah pun sempat mencoreng nama baik program ini. Pemerintah di minta untuk memperketat kontrol terhadap penyedia katering, serta memastikan standar gizi dan kebersihan terpenuhi.

Meski demikian, banyak pihak menilai MBG sebagai langkah revolusioner. Program ini tidak hanya memberikan makan, tapi juga membentuk masa depan bangsa melalui gizi yang baik. Di banyak negara maju, kebijakan makan gratis telah terbukti berdampak positif pada angka kehadiran sekolah, performa akademik, hingga menurunkan kesenjangan sosial Pangan.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait