Mengenal Keraton Kotagede Yang Terkenal Di Yogyakarta
Mengenal Keraton Kotagede Yang Terkenal Di Yogyakarta

Mengenal Keraton Kotagede Yang Terkenal Di Yogyakarta

Mengenal Keraton Kotagede Yang Terkenal Di Yogyakarta

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Mengenal Keraton Kotagede Yang Terkenal Di Yogyakarta
Mengenal Keraton Kotagede Yang Terkenal Di Yogyakarta

Mengenal Keraton Kotagede Ialah Salah Satu Peninggalan Sejarah Di Yogyakarta Yang Menggambarkan Kejayaan Kesultanan Mataram Islam. Terletak di area Kotagede, Yogyakarta, keraton ini dahulu merupakan pusat pemerintahan pertama Kesultanan Mataram sebelum akhirnya di pindahkan ke Kartasura. Meskipun bangunan keraton aslinya sebagian besar sudah rusak atau hilang karena usia dan konflik masa lalu. Sisa-sisa kejayaan masa lampau misalnya tembok benteng, kompleks makam raja-raja Mataram. Serta masjid agung masih bisa di temukan dan menjadi daya tarik wisata sejarah yang solid.

Salah satu bagian paling menarik dari area Keraton Kotagede ialah Makam Raja-Raja Mataram. Menjadi tempat peristirahatan terakhir Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Islam. Kompleks makam ini sangat di jaga kesuciannya. Pengunjung yang mau masuk ke area utama makam di haruskan memakai pakaian tradisional Jawa misalnya kain jarik dan surjan. Selain itu, terdapat Masjid Agung Kotagede, masjid tertua di Yogyakarta yang di bangun sekitar abad ke-16. Mencerminkan kombinasi arsitektur Jawa, Hindu, dan Islam. Masjid ini masih aktif di pakai oleh masyarakat sekitar untuk ibadah dan menjadi saksi bisu perkembangan Islam di tanah Jawa.

Tak hanya menyimpan unsur sejarah dan spiritual, kawasan Kotagede juga populer sebagai pusat kerajinan perak. Banyak pengrajin lokal yang meneruskan tradisi turun-temurun dalam membuat perhiasan dan barang-barang dari perak dengan teknik ukir khas. Pengunjung yang mengunjungi ke Kotagede bisa melihat langsung tahap pembuatan perak secara tradisional. Membeli hasil karyanya sebagai oleh-oleh khas Yogyakarta. Mengenal Keraton Kotagede, kombinasi nilai sejarah, budaya, dan ekonomi ini membuat Kotagede tidak hanya sekadar situs sejarah.

Lebih Mengenal Keraton Kotagede Dari Sejarahnya

Keraton Kotagede adalah situs bersejarah yang menyimpan kisah awal mula terbentuknya Kesultanan Mataram Islam. Salah satu kerajaan besar di Jawa pada abad ke-16 sampai ke-17. Terletak di sisi tenggara Kota Yogyakarta, Kotagede dahulu merupakan pusat pemerintahan pertama sebelum ibu kota kerajaan di pindahkan. Sejarah Keraton Kotagede tidak bisa di pisahkan dari tokoh penting Panembahan Senopati, pendiri Mataram Islam. Membangun keraton ini sebagai pusat kekuasaan dan spiritualitas. Awal mula Kotagede bermula saat Ki Ageng Pemanahan, ayah Panembahan Senopati. Di beri hadiah tanah oleh Sultan Hadiwijaya dari Pajang karena jasanya menolong menumpas pemberontakan Arya Penangsang.

Tanah tersebut selanjutnya di kembangkan menjadi daerah pemukiman dan pusat kekuasaan baru. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat, putranya, Raden Sutawijaya, mengambil alih dan selanjutnya memproklamirkan diri sebagai raja dengan gelar Panembahan Senopati. Ia membangun keraton sederhana yang selanjutnya di kenal sebagai Keraton Kotagede. Lebih Mengenal Keraton Kotagede Dari Sejarahnya, keraton ini mempunyai tata letak khas kerajaan Jawa. Dengan alun-alun, masjid agung, pasar, dan kompleks pemakaman raja sebagai sentra kegiatan masyarakat dan spiritual. Salah satu aspek penting dari daerah ini ialah Makam Raja-Raja Mataram. Tempat di makamkannya Panembahan Senopati, Ki Ageng Pemanahan, dan keluarganya.

Kompleks makam ini cukup di jaga dan hanya dapat di masuki oleh pengunjung yang memakai pakaian adat sebagai rasa penghormatan. Meskipun bangunan utama keraton sudah tidak utuh lagi, jejak fakta kerajaan masih dapat di rasakan dari struktur benteng. Seiring berjalannya waktu dan perubahan politik, ibu kota Mataram di pindahkan ke Karta dan selanjutnya ke Surakarta dan Yogyakarta. Namun, Kotagede tetap di ingat sebagai titik mula kebangkitan Mataram Islam. Selain nilai historisnya, Kotagede juga berkembang menjadi pusat kerajinan perak yang terkenal. Menunjukkan bagaimana warisan budaya bisa terus hidup berdampingan dengan perkembangan ekonomi.

Sejumlah Barang Yang Terdapat Dalam Bangunan Ini

Keraton Kotagede, sebagai sentra awal dari Kesultanan Mataram Islam, menyimpan mayoritas peninggalan bersejarah yang mempunyai nilai budaya. Meskipun bangunan keraton aslinya telah banyak yang rusak atau hilang karena waktu dan sejarah yang panjang. Beberapa bagian vital dan benda-benda peninggalannya masih dapat di jumpai, terutama di kompleks Makam Raja-Raja Mataram dan Masjid Agung Kotagede. Barang-barang ini menggambarkan kebesaran kerajaan di masa lampau serta sistem kepercayaan masyarakat Jawa yang kental dengan simbolisme dan tradisi.

Salah satu benda paling mencolok yang masih dapat di jumpai ialah pusaka kerajaan. Seperti tombak, keris, dan alat-alat perang tradisional lain. Yang dahulunya di pakai oleh para pasukan atau figur-figur penting kerajaan. Sejumlah Barang Yang Terdapat Dalam Bangunan Ini, di kompleks makam. Benda-benda semisal tombak Kiai Pleret dan keris Kiai Nogososro sering di hubungkan dengan kekuatan spiritual dan proteksi kepada wilayah keraton. Benda-benda ini di yakini mempunyai kekuatan magis dan hanya di pakai dalam upacara atau kegiatan sakral tertentu.

Barang bersejarah lainnya terdapat di lingkungan kompleks pemakaman, yakni gentong air atau kendi kuno yang di pakai untuk ritual penyucian. Air dari kendi ini di nilai suci dan di pakai untuk menyucikan diri secara lahir dan batin. Para peziarah umumnya mengambil air ini untuk di guyur ke kepala atau wajah sebagai bentuk penghormatan dan harapan keberkahan. Selain kendi, di sekitar makam terdapat lampu-lampu minyak tua yang masih di pertahankan desainnya, walaupun kini jarang di pakai.

Pantangan Yang Ada Pada Tempat Tersebut

Keraton Kotagede, sebagai situs sejarah dan spiritual yang terbilang penting untuk masyarakat Jawa, bukan hanya menyimpan benda-benda bersejarah. Tetapi juga di kelilingi oleh sejumlah pantangan atau larangan yang berhubungan kuat dengan adat, etika, dan kepercayaan lokal. Pantangan-pantangan ini di jaga dengan kuat sebagai bentuk penghargaan kepada leluhur dan nilai-nilai sakral yang melekat di tempat tersebut. Bagi siapa pun yang ingin mendatangi kawasan Keraton Kotagede, terutama kompleks makam dan masjid. Penting untuk memahami dan menghargai aturan-aturan ini supaya tidak di anggap mencoreng kesakralan tempat tersebut.

Salah satu Pantangan Yang Ada Pada Tempat Tersebut ialah larangan berpakaian sembarangan ketika memasuki kompleks Makam Raja-Raja Mataram. Pengunjung di haruskan memakai pakaian adat Jawa misalnya kain jarik, surjan (untuk pria), dan kebaya (untuk wanita). Celana panjang, kaos, atau pakaian modern lainnya di nilai tidak sopan apabila di pakai ke area makam utama. Pihak juru kunci umumnya menyediakan pakaian adat yang dapat di pinjam oleh pengunjung. Larangan ini tidak hanya tentang busana, namun bagian dari tata krama Jawa yang menegaskan rasa hormat untuk leluhur.

Pantangan selanjutnya ialah di larang berbicara kasar, tertawa keras, atau bertindak tidak sopan di lokasi keramat. Suasana di sekeliling kompleks makam wajib di jaga tetap tenang dan khusyuk. Masyarakat Jawa mempercayai bahwa suara yang sangat keras atau perilaku yang tidak sopan. Dapat mengganggu ketenangan para leluhur yang di semayamkan di sana. Bahkan dalam keyakinan spiritual Jawa, hal tersebut dapat membawa gangguan atau kesialan untuk pelaku. Selain itu, terdapat pantangan membawa makanan atau minuman ke dalam kompleks makam. Terutama yang di nilai najis atau tidak relevan dengan nilai kesucian tempat. Demikianlah penjelasan mengenai Mengenal Keraton Kotagede.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait