Darurat Lenteng Agung! Warga Minta Fasilitas Penyeberangan
Darurat Lenteng Agung! Warga Minta Fasilitas Penyeberangan

Darurat Lenteng Agung! Warga Minta Fasilitas Penyeberangan

Darurat Lenteng Agung! Warga Minta Fasilitas Penyeberangan

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Darurat Lenteng Agung! Warga Minta Fasilitas Penyeberangan
Darurat Lenteng Agung! Warga Minta Fasilitas Penyeberangan

Darurat Lenteng Agung! Warga Minta Fasilitas Penyeberangan Baru Yang Selama Ini Terhambat Karena Kemacetan Dan Keselamatan. Halo Warga Jakarta dan Pengguna Jalan yang Selalu Waspada! Kita tidak bisa lagi menutup mata terhadap kondisi yang terjadi di sana. Karena setiap hari, jalur ini berubah menjadi zona darurat. Tentunya sebuah perpaduan mengerikan antara kemacetan yang menyiksa. Dan juga adanya risiko kecelakaan yang mengintai nyawa. Serta titik di sekitar stasiunnya, yang seharusnya menjadi simpul mobilitas. Namun kini justru menjadi simpul masalah! Warga dan pejalan kaki di sana sudah muak. Mereka telah bersuara lantang, meminta agar pemerintah segera menyediakan fasilitas penyeberangan yang layak dan manusiawi. Akan tetapi karena Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang ada di nilai tidak ramah. Mari kita simak mengapa suara Darurat Lenteng Agung ini harus di dengar dan di tindaklanjuti segera!

Mengenai ulasan tentang Darurat Lenteng Agung! warga minta fasilitas penyeberangan telah di lansir sebelumnya oleh kompas.com.

Sering Macet, Terutama Pagi Dan Sore Hari

Hal ini merupakan salah satu titik yang kerap mengalami kemacetan parah, terutama pada jam-jam sibuk pagi dan sore hari. Pada pagi hari, kemacetan biasanya terjadi antara pukul 06.00 hingga 09.00. Tentunya pada saat warga berangkat bekerja atau sekolah. Sedangkan sore hingga malam hari, antara pukul 16.00 hingga 19.00. Ketika aktivitas pulang kerja dan sekolah menumpuk di jalan. Kemacetan ini di picu oleh tingginya volume kendaraan yang melintas di jalur tersebut. Tentunya mulai dari mobil pribadi, sepeda motor, hingga angkutan umum. Dan kehadiran angkot dan ojek online yang berhenti di sembarang tempat untuk menurunkan. Atau menjemput penumpang turut memperlambat arus lalu lintas. Selain itu, perlintasan rel KA yang berada di beberapa titik menyebabkan kendaraan harus berhenti saat kereta melintas. Sehingga antrean kendaraan menumpuk hingga ke pertigaan.

Darurat Lenteng Agung! Warga Minta Fasilitas Penyeberangan Baru Dan Aman

Kemudian juga masih membahas Darurat Lenteng Agung! Warga Minta Fasilitas Penyeberangan Baru Dan Aman. Dan fakta lainnya adalah:

Volume Kendaraan Tinggi, Angkot Berhenti Sembarangan Menambah Kemacetan

Kawasan ini menjadi salah satu titik padat di Jakarta Selatan karena volume kendaraan yang sangat tinggi. Terutama pada jam-jam sibuk pagi dan sore hari. Terlebih jalan ini di lalui berbagai jenis kendaraan. Tentunya mulai dari mobil pribadi, sepeda motor, hingga angkutan umum seperti angkot. Pertumbuhan kendaraan pribadi yang terus meningkat setiap tahun membuat kapasitas jalan sering tidak memadai. Sehingga arus lalu lintas kerap tersendat dan menimbulkan antrean panjang. Selain volume kendaraan, kondisi di perparah oleh angkot yang berhenti sembarangan untuk menurunkan atau menjemput penumpang. Praktik ini mengganggu kelancaran arus. Karena angkot yang berhenti di tengah jalan. Atau yang di lokasi tidak resmi memaksa kendaraan lain melambung antrean atau berpindah jalur secara mendadak. Situasi ini tidak hanya menambah kemacetan. Namun juga meningkatkan risiko kecelakaan.

Baik bagi pengendara motor maupun pejalan kaki yang menyeberang di dekat lokasi berhenti angkot. Kurangnya pengaturan dan fasilitas resmi, seperti halte yang memadai atau zebra cross yang jelas. Maka membuat angkot sering “ngetem” di sembarang tempat. Kondisi ini mencerminkan keterkaitan langsung antara volume kendaraan tinggi. Dan perilaku angkot dengan kemacetan yang rutin terjadi di Lenteng Agung. Warga yang menyeberang jalan juga terdampak. Karena antrean kendaraan yang berhenti mendadak membuat aktivitas penyeberangan menjadi lebih berisiko. Permintaan warga akan fasilitas penyeberangan di Lenteng Agung, seperti zebra cross atau Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Dan tidak hanya untuk keselamatan pejalan kaki. Akan tetapi juga sebagai bagian dari upaya untuk mengatur arus lalu lintas lebih tertib. Dengan adanya fasilitas yang memadai, di harapkan pergerakan kendaraan dapat lebih teratur, kemacetan berkurang. Dan risiko kecelakaan akibat berhentinya angkot.

Jalur Stasiun Mencekam: Masyarakat Sekitar Minta Penyeberangan Modern

Selain itu, masih membahas Jalur Stasiun Mencekam: Masyarakat Sekitar Minta Penyeberangan Modern. Dan fakta lainnya adalah:

Perlintasan Rel KA Dan Putar Balik Di Kawasan Ini Rawan Kecelakaan

Tentu kawasan ini yang menjadi titik kritis bagi kemacetan dan kecelakaan. Perlintasan ini berada di jalur utama yang menghubungkan berbagai daerah padat penduduk. Sehingga volume kendaraan yang melintas cukup tinggi setiap hari. Saat kereta melintas, kendaraan dari kedua arah harus berhenti, menyebabkan antrean kendaraan menumpuk hingga ke pertigaan, lampu lalu lintas. Bahkan ke ruas jalan di sekitarnya. Kondisi ini sering memicu kemacetan panjang yang berlangsung selama puluhan menit. Tentunya terutama pada jam sibuk pagi dan sore hari. Selain itu, kawasannya juga memiliki sejumlah titik putar balik yang di gunakan oleh pengendara untuk mengubah arah perjalanan. Sayangnya, putar balik ini tidak selalu di rancang dengan kapasitas yang memadai, terutama untuk kendaraan besar. Akibatnya, saat banyak kendaraan mencoba memutar balik bersamaan.

Kemudian juga arus lalu lintas menjadi terhambat dan kendaraan yang berada di belakang harus mengerem mendadak. Atau berpindah jalur secara tiba-tiba. Situasi ini meningkatkan risiko tabrakan antara kendaraan, baik mobil maupun sepeda motor. Dan juga yang sering memicu kecelakaan ringan maupun serius. Kombinasi perlintasan rel kereta api yang sibuk dan putar balik yang tidak tertata dengan baik membuat kawasan ini menjadi area rawan kecelakaan. Tidak hanya pengendara kendaraan bermotor yang terdampak. Namun juga pejalan kaki yang ingin menyeberang jalan. Antrean kendaraan yang panjang, pergerakan mendadak dari kendaraan yang memutar balik. Dan kurangnya fasilitas penyeberangan yang aman memaksa pejalan kaki untuk menyeberang di tempat sembarangan. Hal ini menambah risiko kecelakaan dan menjadikan aktivitas menyeberang jalan. Terlebihnya sebagai tantangan tersendiri bagi warga, terutama anak-anak, lansia. Serta dengan pengguna jalan yang kurang mahir. Warga menekankan pentingnya pembangunan fasilitas memadai.

Jalur Stasiun Mencekam: Masyarakat Sekitar Minta Penyeberangan Modern Dan Lebih Safety

Selanjutnya juga masih membahas Jalur Stasiun Mencekam: Masyarakat Sekitar Minta Penyeberangan Modern Dan Lebih Safety. Dan fakta lainnya adalah:

Masyarakat Minta Fasilitas Seperti Zebra Cross Atau JPO

Para warga secara konsisten menyuarakan kebutuhan akan fasilitas penyeberangan yang memadai. Tentunya seperti zebra cross atau Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Terlebihnya untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan saat menyeberang jalan. Permintaan ini muncul sebagai respons terhadap kondisi Jalan Raya Lenteng Agung yang padat dan rawan kecelakaan. Terutama di jam-jam sibuk pagi dan sore hari. Arus kendaraan yang tinggi, kemacetan akibat angkot yang berhenti sembarangan. Serta juga perlintasan rel kereta api dan titik putar balik yang tidak tertata. Tentunya dengan baik membuat aktivitas menyeberang jalan menjadi berisiko tinggi. Kurangnya fasilitas penyeberangan non-sebidang seperti JPO memaksa pejalan kaki. Serta juga yang termasuk anak-anak, lansia, dan pekerja.

Tentunya untuk menyeberang langsung di tengah arus kendaraan yang padat. Seringkali warga harus menunggu antrean panjang kendaraan atau menyeberang secara berani di titik yang rawan tabrakan. Sehingga potensi kecelakaan meningkat. Zebra cross yang ada pun tidak selalu terlihat jelas atau tidak di tempatkan di lokasi strategis. Maka nantinya pengguna jalan cenderung mengabaikannya, menambah risiko bagi pejalan kaki. Warga menekankan bahwa fasilitas penyeberangan yang aman bukan hanya soal keselamatan pribadi. Namun juga bagian dari upaya mengurangi kemacetan. Dengan adanya zebra cross atau JPO, arus kendaraan dapat lebih teratur. Karena pengendara mengetahui jalur khusus pejalan kaki, dan warga dapat menyeberang tanpa mengganggu pergerakan kendaraan secara mendadak. Hal ini juga akan mengurangi praktik menyeberang sembarangan yang selama ini memperlambat arus lalu lintas.

Jadi itu dia fakta dari warga minta fasilitas penyebrangan baru terkait Darurat Lenteng Agung.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait