
DAERAH

Dewi Kwan Im Simbol Welas Asih Dalam Tradisi Tionghoa
Dewi Kwan Im Simbol Welas Asih Dalam Tradisi Tionghoa

Dewi Kwan Im Yang Di Kenal Juga Sebagai Guan Yin 觀音 Dalam Bahasa Mandarin Adalah Sosok Bodhisattva Welas Asih. Yang begitu sangat di hormati dalam tradisi Buddha Mahayana dan budaya Tionghoa. Nama Kwan Im berasal dari dialek Hokkian yang umum di gunakan oleh komunitas Tionghoa di Indonesia. Secara harfiah Guan berarti melihat dan Yin berarti suara. Sehingga Guan Yin dapat di artikan sebagai Dia yang mendengarkan suara dunia. Merujuk pada kemampuannya untuk mendengar doa dan permohonan umat manusia .
Asal-usul berakar dari sosok Avalokitesvara seorang bodhisattva pria dalam tradisi Buddha India. Kemudian dengan seiring penyebaran ajaran Buddha ke Tiongkok. Avalokitesvara mengalami transformasi menjadi sosok feminin yang lebih sesuai dengan nilai-nilai budaya setempat. Perubahan ini mulai terlihat pada masa Dinasti Tang 618–907 M. Dan semakin kuat pada masa Dinasti Song 960–1279 M hingga akhirnya pada masa Dinasti Ming 1368–1644 M. Kwan Im secara luas di kenal sebagai sosok wanita yang penuh kasih dan kelembutan .
Salah satu legenda terkenal tentang Dewi Kwan Im adalah kisah Putri Miao Shan. Dalam cerita ini Miao Shan adalah seorang putri yang memiliki belas kasih luar biasa. Ia menolak pernikahan yang di atur oleh ayahnya dan memilih menjadi biksuni. Kemarahan ayahnya menyebabkan ia di usir dan mengalami berbagai penderitaan. Namun melalui ketulusan dan belas kasihnya Miao Shan mencapai pencerahan dan menjadi Dewi Kwan Im. Yang berjanji untuk selalu mendengar doa dan tangisan makhluk yang membutuhkan bantuan. Dewi Kwan Im tidak hanya di hormati dalam ajaran Buddha. Tetapi juga memiliki tempat istimewa dalam budaya Tionghoa di Indonesia.
Wujud Dan Nama Dewi Kwan Im
Dewi Kwan In adalah salah satu tokoh spiritual paling di hormati dalam tradisi Buddha Mahayana dan budaya Tionghoa. Kemudian nama Guan Yin sendiri berarti Dia yang mendengar suara dunia. Menggambarkan sifat welas asihnya dalam mendengarkan doa serta penderitaan umat manusia. Di Indonesia ia lebih di kenal dengan nama Kwan Im yang merupakan pelafalan dari dialek Hokkian. Selain itu ia juga di kenal dengan nama-nama lain seperti Kannon di Jepang, Gwan-eum di Korea. Dan Avalokitesvara dalam ajaran Buddha India yang merupakan bentuk awal dari figur ini.
Wujud Dan Nama Dewi Kwan Im di gambarkan dalam berbagai bentuk. Tergantung pada konteks budaya dan ajaran yang di anut. Maka dalam ikonografi Tiongkok ia sering di lukiskan sebagai wanita anggun berpakaian putih bersih. Berdiri di atas bunga teratai simbol kemurnian dan pencerahan. Ia biasanya memegang botol berisi air suci amrita dan cabang willow. Yang melambangkan penyembuhan serta pengampunan. Dalam beberapa wujud lainnya Kwan In juga di gambarkan memiliki seribu tangan dan mata Guan Yin Seribu Tangan. Melambangkan kemampuannya untuk melihat dan membantu semua makhluk di berbagai penjuru dunia secara serentak.
Selain itu Kwan In di percaya memiliki 33 manifestasi atau perwujudan yang masing-masing muncul. Untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan makhluk hidup yang meminta pertolongan. Ia bisa menjelma sebagai laki-laki, perempuan, anak kecil bahkan raja. Sesuai dengan situasi dan penderitaan yang di hadapi pemujanya. Hal ini memperkuat pandangan bahwa Kwan In bukan hanya dewi dalam pengertian sempit. Melainkan sosok spiritual universal yang penuh belas kasih. Siap hadir dalam bentuk apapun demi membantu makhluk hidup mencapai kedamaian dan kebijaksanaan sejati.
Simbolisme Guan Yin Terhadap Agama Buddha
Guan Yin atau Avalokitesvara dalam bahasa Sansekerta adalah simbol utama welas asih dalam ajaran Buddha Mahayana. Ia merupakan bodhisattva makhluk yang telah mencapai pencerahan. Namun memilih untuk tidak memasuki nirwana demi membantu semua makhluk hidup mencapai kebebasan dari penderitaan. Dalam simbolismenya Guan Yin merepresentasikan cinta kasih yang tak bersyarat. Kesiapan untuk menolong siapapun tanpa membedakan suku, agama atau status sosial. Ini mencerminkan inti ajaran Buddha tentang karuna belas kasih dan upaya-kausalya kebijaksanaan dalam bertindak. Dua kualitas penting yang harus di miliki seorang bodhisattva sejati.
Guan Yin juga di gambarkan memiliki seribu tangan dan seribu mata. Yang menunjukkan kesanggupannya untuk melihat segala penderitaan di dunia dan bertindak secara simultan untuk menolong. Simbol tangan-tangan ini tidak hanya mewakili kekuatan untuk membantu. Tetapi juga ketidakterikatan dari ego dan keinginan pribadi. Ia bertindak demi kebaikan bersama sesuai dengan sumpah bodhisattva untuk menunda pencapaian nirwana. Hingga semua makhluk terbebas dari samsara lingkaran kelahiran dan kematian. Dengan begitu Guan Yin menjadi teladan spiritual bagi umat Buddha. Khususnya dalam menjalani jalan hidup yang penuh cinta kasih dan pengorbanan.
Dalam praktik Buddhisme pemujaan terhadap Guan Yin tidak sekadar di lakukan melalui doa atau persembahan. Melainkan juga dengan meneladani sifat-sifatnya dalam kehidupan sehari-hari. Umat di ajak untuk mengembangkan hati yang penuh kasih, membantu sesama tanpa pamrih dan menjaga kedamaian batin. Banyak umat juga membaca sutra-sutra seperti Sutra Hati atau Sutra Avalokitesvara sebagai bentuk penguatan spiritual. Melalui Simbolisme Guan Yin Terhadap Agama Buddha tentang belas kasih menjadi lebih mudah di pahami dan di praktikkan secara nyata. Dengan demikian Guan Yin bukan hanya ikon religi. Tetapi juga representasi hidup dari nilai-nilai luhur dalam agama Buddha yang relevan sepanjang zaman.
Perwujudan Dewi Kwan Im
Perwujudan Dewi Kwan Im dalam kepercayaan Buddha Mahayana dan budaya Tionghoa sangat beragam dan sarat makna simbolis. Ia di kenal sebagai Bodhisattva Avalokitesvara yang menjelma ke dalam berbagai bentuk. Demi menyesuaikan diri dengan kebutuhan umat yang memohon pertolongan. Dalam bentuk yang paling populer Dewi Kwan In di gambarkan sebagai sosok perempuan berjubah putih. Berdiri atau duduk di atas bunga teratai. Jubah putih melambangkan kemurnian hati dan niat suci. Sementara bunga teratai adalah simbol pencerahan yang tumbuh indah meski berasal dari lumpur. Layaknya jiwa manusia yang bisa mencapai kebijaksanaan meski hidup dalam dunia penuh penderitaan.
Selain itu ada perwujudan yang di kenal sebagai Guan Yin Seribu Tangan dan Seribu Mata. Wujud ini menggambarkan kekuatan luar biasa dalam membantu semua makhluk. Seribu tangan melambangkan kesanggupannya untuk bertindak menolong siapapun, kapan pun. Dan seribu mata menggambarkan kemampuannya untuk melihat penderitaan dari berbagai arah. Dalam beberapa lukisan atau patung setiap telapak tangan memiliki mata. Yang menggabungkan kekuatan tindakan tangan dan kebijaksanaan mata.
Perwujudan lainnya bisa sangat bervariasi tergantung pada kebutuhan pemujanya. Dalam legenda Kwan In dapat menjelma sebagai pria, anak kecil. Bahkan sebagai orang tua atau raja untuk memberikan petunjuk dan pertolongan kepada mereka yang kesulitan. Dalam Sutra Lotus di kisahkan bahwa Kwan In memiliki 33 bentuk perwujudan. Masing-masing mewakili sifat kasih dan kebaikan yang di butuhkan dalam situasi tertentu. Keragaman perwujudan ini memperkuat keyakinan bahwa hadir bukan sebagai sosok yang kaku. Tetapi sebagai lambang kasih universal yang bisa menyesuaikan diri demi membantu siapapun yang tulus memohon kepada Dewi Kwan Im.